Akhirnya,
CerBung pertama Admin jadi juga. Ini baru pertama kalinya Admin Ngepost CerBung
yang ide nya udah lama di tuangkan di buku tulis. Ya Admin berfikir, sia-sia
rasanya kalo cuma ditulis lalu nggak ada yang membaca + mengapresiasikan karya
Admin. Karena Admin juga hobi banget nulis. Nggak ada salahnya kan buat Admin
ngShare ke kalian yang hobi membaca.
Nah,
cukup segitu aja kali ya basa-basi nya. Penasaran kan sama ceritanya? So,
mending simak langsung jalan ceritanya. Happy Reading!
My
Bestfriend Is My Love ~ Part 1
Namaku
Kelana Jayaputra. Cukup dipanggil Kelana. Aku bersekolah disebuah Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) terfavorit dikotaku. Aku termasuk siswa terpandai.
Setiap pembagian raport, aku selalu mendapat juara kelas dan tidak pernah lari
dari tiga besar. Tetapi aku juga termasuk siswa terbandel dan suka cari onar
disekolahku. terbukti pada setiap bulannya, ada minimal dua surat panggilan
orangtua yang aku terima.
Seperti
halnya siang itu. Setelah bel istirahat berbunyi, aku segera berlari menuju
kantin sekolah. Tanpa disengaja aku menabrak seseorang yang aku kenal tengah
sedang membawa buku. Namanya Beni, Anak kelas XII Teknik Pengelasan.
"Eh
kalo jalan tuh pake mata!" kataku membentak lalu merapikan bajuku.
"Kan
loe duluan yang nabrak gue" balas Beni dengan raut wajah kesal seraya
memungut buku-buku nya yang berserakan.
"Loe
berani sama gue?" tantangku menarik kerah bajunya. Beni hanya membalas
ngotot.
"Apa!?
Kalo berani maju!" tambahku membalas ngotot juga. Kali ini Beni tidak
membalas, ia kembali memungut dan merapikan buku-bukunya. Aku memandangnya
dengan wajah sinis lalu bergumam, "Ah, dasar lemah loe!"
Secara
tiba-tiba kepalan tangan Beni menghantam rahangku. Gerak refleks ku membalas
melayangkan kepalan mengarah kerahangnya pula. Beni kembali membalasku.
sehingga emosiku tidak lagi terbedung. perkelahian sengit pun terjadi.
Perkelahian
berlangsung semakin memanas hingga seorang Siswi melerai perkelahian kami. Saat
kulihat Tag Name nya tertera nama "Karin". Karin termasuk anggota
OSIS yang menjabat sebagai sekretaris.
"Eh,
apa-apaan nih? kenapa kalian berkelahi?" Tanya Karin dengan sorot mata
tajam.
"Tuh
anak yang nyari-nyari masalah sama gue" tuding Beni kearahku.
"Bukan
gue, dianya tuh yang jalan nggak pake mata" bantahku menepis tudingannya.
"Sudah-sudah!
Mending loe berdua ikut gue keruang BP. Kalian selesain
masalah
kalian disana nanti" Kata Karin sambil menarik tangan kami berdua.
Saat
dipertengahan jalan ke ruang BP, aku mempunyai ide untuk kabur.
"Lepasin
dong tangan gue. gue juga bisa jalan sendiri" kataku sambil menarik
tanganku. Karin hanya menatapku dengan wajah kesal.
Ketika
Karin lengah, aku menyelinap ke dalam gudang sekolah. setelah Karin dan Beni
berlalu dari tempat itu, aku segera berlari menuju kelas. Tampaknya rasa
laparku sudah hilang gara-gara masalah yang ku perbuat.
Setibanya
aku dikelas, sahabatku Klara langsung menghampiriku. Raut wajah bingung
tergambar disana. Sengaja aku tidak menghiraukannya. Karena kalo dia tau aku
buat masalah lagi, pasti ia akan mengomeliku.
"Loe
kenapa?" tanya Klara Singkat. Aku hanya membalas dengan gelengan.
"Loe
buat masalah lagi kan?" tambahnya bertanya lagi.
"duhh,
nih anak ya. Tau aja sama sifat gue" gumamku tanpa melirik kepadanya.
"Ayo
jawab!" bentak Klara.
"Apaan
sih, Ra? Gue nggak apa-apa kok"
"Ohh..
Gitu!" Klara mengambil posisi duduk disampingku. Sejenak dia diam.
Tiba-tiba
aku mendengar suara perut keroncongan. Senyum meledek langsung ku arahkan
kearah datangnya suara itu yang ternyata berasal dari perut Klara.
"Loe
laper?" tanyaku menahan tawa. Klara balas mengangguk manja.
"Ayo!"
ajakku sambil beranjak. Klara hanya diam di tempat.
"Loe
kenapa masih disitu? ayo!" Ajakku lagi. Kini Klara tersenyum manis.
"Loe
yang traktir ya?"
"Hm..
Oke deh!" Kataku setelah sebelumnya mencibir. lalu beranjak pergi
kekantin.
Setelah
tiba dikantin, kami memesan makanan dan minuman. Lalu aku duduk tepat dihadapan
Klara duduk. Klara menatapku dalam. entah apa maksud gadis ini.
"Lan!
Please deh. Loe kapan tobatnya sih?" tanya Klara tiba-tiba.
"Besok"
jawabku asal. membuat Klara kesal. tampaknya saat ini gadis itu sedang tidak
ingin bercanda.
"Gue
serius lan. Loe sampai kapan kayak gini. Secara kitakan udah kelas tiga. Kan
nanggung kalo loe sampai dikeluarin dari sekolah" Omel Klara.
Aku
hanya membalas dengan tawaan. Klara memilih untuk bungkam. terlebih lagi
pesanan sudah datang. dan untuk beberapa saat gadis itu memusatkan pehatiannya
pada pesanan itu.
"Denger
ya Klara. Sahabat gue yang puaaliiing baiik plus imuut. kalo tiba pada masanya
pasti gue berubah kok. tapi nggak sekarang. Ntar pasti ada waktunya. Cuma
sekarang gue lagi kepengen seneng-seneng aja"
"Kapan
Lan? Terus terang gue nggak suka ngelihat loe dihukum mulu cuma gara-gara
kejahilan loe sendiri"
"Kenapa?
Jangan-jangan loe naksir gue ya?" candaku.
"Nggak
lucu!" potong Klara cepat.
Klara
menghembuskan nafas. Sorotan mata indahnya mengarah kearahku.
"Kalo
loe bisa berubah. Loe bisa minta tiga permintaan dari gue"
"Apapun?"
Tanyaku sedikit serius.
"iya
apapun" balas Klara cepat.
"Gue
kasih loe waktu satu semester ini. Tapi kalo loe sampai nggak berubah-ubah loe
mau ngasih apa sama gue?" Tambah Klara.
"Menurut
loe gue ada kemungkinan berubah nggak?" balasku bertanya sambil mengernyitkan
dahi. Klara hanya membalas menggeleng dan menaikkan bahu.
Bel
tanda pelajaran terakhir dimulai terdengar. Masing-masing siswa telah duduk
manis dikelas. siap untuk menerima pelajaran.
Tiba-tiba
guru BP memasuki kelas diikuti Karin dibelakangnya. Suasana yang mulanya
lumayan gaduh berubah menjadi hening. bahkan suara jangkrik terdengar.
"Kelana!
Ikut ibu keruang BP sekarang!" kata guru BP itu sedikit membentak. Aku
tertunduk lalu beranjak dari tempat dudukku.
"Loe
bikin masalah lagi, lan?" bisik Klara. Aku mengangguk pelan lalu kembali melangkah
mengikuti guru BP itu.
"Selagi
loe disekolah ini, loe nggak bakalan bisa kabur" bisik Karin tanpa
menoleh.
Setelah
masalah itu selesai dibahas, aku kembali menuju ruangan belajarku dengan
membawa surat panggilan orangtua. kenapa tidak. dalam seminggu ini, aku sudah
empat kali berkelahi.
Dengan
langkah gontai, aku melangkah ke tempat dudukku. Pandangan Klara yang mulanya
fokus pada materi yang disampaikan guru beralih kearahku. Lalu pandangannya
beralih kembali kearah surat yang ku bawa.
"Surat
panggilan ortu lagi, lan?" bisik Klara.
Aku
mengangguk lesu. Klara membalas dengan gelengan. lalu kembali fokus kearah guru
yang sedang berkoar-koar menyampaikan materi pelajaran.
Hufftt, Gimana? GaJe kan? #gubrak (Jatuh dari kursi). Orang bagus gini kok. Oke mumpung tangan Admin udah keriting, kita lanjut besok aja ya guys. sampai jumpa!
Lanjut ke My Bestfriend Is My Love ~ Part 2
Hufftt, Gimana? GaJe kan? #gubrak (Jatuh dari kursi). Orang bagus gini kok. Oke mumpung tangan Admin udah keriting, kita lanjut besok aja ya guys. sampai jumpa!
Lanjut ke My Bestfriend Is My Love ~ Part 2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar