Blue Fire Pointer

Kamis, 13 Oktober 2016

My Bestfriend Is My Love ~ Part 1


Akhirnya, CerBung pertama Admin jadi juga. Ini baru pertama kalinya Admin Ngepost CerBung yang ide nya udah lama di tuangkan di buku tulis. Ya Admin berfikir, sia-sia rasanya kalo cuma ditulis lalu nggak ada yang membaca + mengapresiasikan karya Admin. Karena Admin juga hobi banget nulis. Nggak ada salahnya kan buat Admin ngShare ke kalian yang hobi membaca.
Nah, cukup segitu aja kali ya basa-basi nya. Penasaran kan sama ceritanya? So, mending simak langsung jalan ceritanya. Happy Reading! 
My Bestfriend Is My Love ~ Part 1
Namaku Kelana Jayaputra. Cukup dipanggil Kelana. Aku bersekolah disebuah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terfavorit dikotaku. Aku termasuk siswa terpandai. Setiap pembagian raport, aku selalu mendapat juara kelas dan tidak pernah lari dari tiga besar. Tetapi aku juga termasuk siswa terbandel dan suka cari onar disekolahku. terbukti pada setiap bulannya, ada minimal dua surat panggilan orangtua yang aku terima.
Seperti halnya siang itu. Setelah bel istirahat berbunyi, aku segera berlari menuju kantin sekolah. Tanpa disengaja aku menabrak seseorang yang aku kenal tengah sedang membawa buku. Namanya Beni, Anak kelas XII Teknik Pengelasan.
"Eh kalo jalan tuh pake mata!" kataku membentak lalu merapikan bajuku.
"Kan loe duluan yang nabrak gue" balas Beni dengan raut wajah kesal seraya memungut buku-buku nya yang berserakan.
"Loe berani sama gue?" tantangku menarik kerah bajunya. Beni hanya membalas ngotot.
"Apa!? Kalo berani maju!" tambahku membalas ngotot juga. Kali ini Beni tidak membalas, ia kembali memungut dan merapikan buku-bukunya. Aku memandangnya dengan wajah sinis lalu bergumam, "Ah, dasar lemah loe!"
Secara tiba-tiba kepalan tangan Beni menghantam rahangku. Gerak refleks ku membalas melayangkan kepalan mengarah kerahangnya pula. Beni kembali membalasku. sehingga emosiku tidak lagi terbedung. perkelahian sengit pun terjadi.
Perkelahian berlangsung semakin memanas hingga seorang Siswi melerai perkelahian kami. Saat kulihat Tag Name nya tertera nama "Karin". Karin termasuk anggota OSIS yang menjabat sebagai sekretaris.
"Eh, apa-apaan nih? kenapa kalian berkelahi?" Tanya Karin dengan sorot mata tajam.
"Tuh anak yang nyari-nyari masalah sama gue" tuding Beni kearahku.
"Bukan gue, dianya tuh yang jalan nggak pake mata" bantahku menepis tudingannya.
"Sudah-sudah! Mending loe berdua ikut gue keruang BP. Kalian selesain
masalah kalian disana nanti" Kata Karin sambil menarik tangan kami berdua.
Saat dipertengahan jalan ke ruang BP, aku mempunyai ide untuk kabur.
"Lepasin dong tangan gue. gue juga bisa jalan sendiri" kataku sambil menarik tanganku. Karin hanya menatapku dengan wajah kesal.
Ketika Karin lengah, aku menyelinap ke dalam gudang sekolah. setelah Karin dan Beni berlalu dari tempat itu, aku segera berlari menuju kelas. Tampaknya rasa laparku sudah hilang gara-gara masalah yang ku perbuat.
Setibanya aku dikelas, sahabatku Klara langsung menghampiriku. Raut wajah bingung tergambar disana. Sengaja aku tidak menghiraukannya. Karena kalo dia tau aku buat masalah lagi, pasti ia akan mengomeliku.
"Loe kenapa?" tanya Klara Singkat. Aku hanya membalas dengan gelengan.
"Loe buat masalah lagi kan?" tambahnya bertanya lagi. 
"duhh, nih anak ya. Tau aja sama sifat gue" gumamku tanpa melirik kepadanya.
"Ayo jawab!" bentak Klara.
"Apaan sih, Ra? Gue nggak apa-apa kok"
"Ohh.. Gitu!" Klara mengambil posisi duduk disampingku. Sejenak dia diam.
Tiba-tiba aku mendengar suara perut keroncongan. Senyum meledek langsung ku arahkan kearah datangnya suara itu yang ternyata berasal dari perut Klara.
"Loe laper?" tanyaku menahan tawa. Klara balas mengangguk manja.
"Ayo!" ajakku sambil beranjak. Klara hanya diam di tempat.
"Loe kenapa masih disitu? ayo!" Ajakku lagi. Kini Klara tersenyum manis.
"Loe yang traktir ya?" 
"Hm.. Oke deh!" Kataku setelah sebelumnya mencibir. lalu beranjak pergi kekantin.
Setelah tiba dikantin, kami memesan makanan dan minuman. Lalu aku duduk tepat dihadapan Klara duduk. Klara menatapku dalam. entah apa maksud gadis ini.
"Lan! Please deh. Loe kapan tobatnya sih?" tanya Klara tiba-tiba.
"Besok" jawabku asal. membuat Klara kesal. tampaknya saat ini gadis itu sedang tidak ingin bercanda.
"Gue serius lan. Loe sampai kapan kayak gini. Secara kitakan udah kelas tiga. Kan nanggung kalo loe sampai dikeluarin dari sekolah" Omel Klara.
Aku hanya membalas dengan tawaan. Klara memilih untuk bungkam. terlebih lagi pesanan sudah datang. dan untuk beberapa saat gadis itu memusatkan pehatiannya pada pesanan itu.
"Denger ya Klara. Sahabat gue yang puaaliiing baiik plus imuut. kalo tiba pada masanya pasti gue berubah kok. tapi nggak sekarang. Ntar pasti ada waktunya. Cuma sekarang gue lagi kepengen seneng-seneng aja"
"Kapan Lan? Terus terang gue nggak suka ngelihat loe dihukum mulu cuma gara-gara kejahilan loe sendiri"
"Kenapa? Jangan-jangan loe naksir gue ya?" candaku.
"Nggak lucu!" potong Klara cepat.
Klara menghembuskan nafas. Sorotan mata indahnya mengarah kearahku. 
"Kalo loe bisa berubah. Loe bisa minta tiga permintaan dari gue"
"Apapun?" Tanyaku sedikit serius.
"iya apapun" balas Klara cepat.
"Gue kasih loe waktu satu semester ini. Tapi kalo loe sampai nggak berubah-ubah loe mau ngasih apa sama gue?" Tambah Klara.
"Menurut loe gue ada kemungkinan berubah nggak?" balasku bertanya sambil mengernyitkan dahi. Klara hanya membalas menggeleng dan menaikkan bahu.
Bel tanda pelajaran terakhir dimulai terdengar. Masing-masing siswa telah duduk manis dikelas. siap untuk menerima pelajaran.
Tiba-tiba guru BP memasuki kelas diikuti Karin dibelakangnya. Suasana yang mulanya lumayan gaduh berubah menjadi hening. bahkan suara jangkrik terdengar. 
"Kelana! Ikut ibu keruang BP sekarang!" kata guru BP itu sedikit membentak. Aku tertunduk lalu beranjak dari tempat dudukku.
"Loe bikin masalah lagi, lan?" bisik Klara. Aku mengangguk pelan lalu kembali melangkah mengikuti guru BP itu.
"Selagi loe disekolah ini, loe nggak bakalan bisa kabur" bisik Karin tanpa menoleh. 
Setelah masalah itu selesai dibahas, aku kembali menuju ruangan belajarku dengan membawa surat panggilan orangtua. kenapa tidak. dalam seminggu ini, aku sudah empat kali berkelahi.
Dengan langkah gontai, aku melangkah ke tempat dudukku. Pandangan Klara yang mulanya fokus pada materi yang disampaikan guru beralih kearahku. Lalu pandangannya beralih kembali kearah surat yang ku bawa.
"Surat panggilan ortu lagi, lan?" bisik Klara.
Aku mengangguk lesu. Klara membalas dengan gelengan. lalu kembali fokus kearah guru yang sedang berkoar-koar menyampaikan materi pelajaran.

Hufftt, Gimana? GaJe kan? #gubrak (Jatuh dari kursi). Orang bagus gini kok. Oke mumpung tangan Admin udah keriting, kita lanjut besok aja ya guys. sampai jumpa!
Lanjut ke My Bestfriend Is My Love ~ Part 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar