Back to blog lagi admin yang cakep,
hehe! Oh ya, ini masih dengan lanjutan CerBung My Bestfriend Is My
Love yak. Emp udah masuk Part 3 ya, nggak terasa ngetiknya,
pegel-pegel juga.
Oke deh! Langsung saja simak
lanjutannya. Happy Reading guys!
My Bestfriend Is My Love ~ Part 3
“Apa bu? Bersih-bersih gudang lagi?
Bukannya kemarin udah dibersihin ya bu?” tanyaku memastikan.
Barusan Bu Ani memerintahkan ku untuk membersihkan gudang sekolah
yang bisa dibilang nggak ada bersih-bersihnya. Alias tempat yang
paling kotor. Walaupun baru dua hari yang lalu sudah dibersihkan.
Anggukan dari Bu Ani seakan-akan
menghipnotis langkahku. Secara nih tubuh langsung manut nurut
perintah Bu Ani. Padahal, tadi mau protes. Dengan langkah gontai aku
menuju ke gudang sekolah dengan membawa kemoceng dan sapu. Dengan
bermalas-malasan ku bersihkan satu persatu barang-barang yang sudah
berdebu itu.
“rajin amat loe beres-beres. Mau jadi
siswa teladan ya” sontakku menoleh kearah datangnya suara. Dengan
senyum manis, Karin melangkah kearahku. Ku balas dengan senyuman
singkatku lalu meneruskan aktifitasku.
“Sembarangan! Gue lagi di hukum tau”
“oh ya? Kali ini kenapa? Loe berantem
lagi?” tanya Karin sambil mengulurkan tangan mengumpulkan bola-bola
kekeranjang.
Lantas tidakku
jawab. Ku kibas-kibaskan peralatan olahraga yang sudah lama tidak
terpakai. Kemudian, ku alihkan pandanganku pada Karin. Ku gerakkan
mulutku untuk menjawab pertanyaan Karin tadi.
“Bukan, gue nggak ngerjain PR” ku
sunggingkan senyuman pahit lalu kembali fokus dengan aktifitasku.
“Loe nggak belajar?” tambahku
bertanya tanpa menoleh.
“Nggak, guru gue nggak masuk” balas
Karin. Ku anggukkan kepala tanda mengerti.
Kira-kira empat puluh menitan berlalu,
aku dan Karin sudah selesai membersihkan gudang terkutuk itu. Ku
tarik nafas panjang lalu menoleh kearah Karin yang sedang menghapus
keringan dikeningnya.
“Huih, akhirnya beres juga. Thanks ya
udah bantuin” kataku tulus. Gadis itu tersenyum. Sepertinya dia
sama sekali tidak merasa keberatan.
“masih ada sepuluh menitan lagi nih
sebelum bel bunyi. Ikut gue kekantin yuk. Gue traktir loe minum”
ajakku kemudian. Sejenak Karin berfikir. Baru kemudian kepalanya
mengangguk setuju.
Tebakan ku pas sasaran. Setelah
sepuluh menit kami dikantin menikmati teh es dan pisang goreng., bel
masuk berbunyi. Aku bergegas pergi kekelas setelah sebelum nya pamit
kepada Karin yang tampaknya masihbelum beranjak dari tempatnya.
Tepat saat aku mendaratkan tubuhku di
tempat dudukku, Bu Ika sudah berada di depan kelas. Sejenak ku
perhatikan Klara yang tampak mengeluarkan buku-bukunya. Iseng, ku
pukul tangannya dengan ujung penaku.
“Apaan sih? Sakit tau” kata Klara
dengan nada manja sambil memegangi tangannya.
“Loe jahat ya?” tudingku kearah
muka gadis itu. Klara terdiam tidak mengerti dengan maksudku.
Kemudian mulutnya mulai bergerak.
“Yang ada loe nya yang jahat. Salah
gue apa coba?” tanya Klara berfikir-fikir.
“Loe..” belum sempat aku
melanjutkan omonganku. Bu Ika terlebih dahulu memotong.
“Baiklah anak-anak. Hasil ulangan
kemarin cukup memuaskan. Hanya beberapa orang yang nilai ulangannya
di bawah standar”
Bu Ika menyebutkan nama dan memberikan
kertas hasil ulangan kemarin. Setelah tiba di namaku. Aku segera maju
kedepan untuk menerima kertas hasil ulanganku.
Setelah menerima kertas hasil ulangan
MYOB ku. Mataku terbelalak, langkahku terhenti. Seluruh seisi kelas
memandang kearahku heran. Suasana mendadak hening.
“ eh lan, loe dapat nilai berapa?”
tanya Andri memecah suasana. Ku ayunkan kembali langkahku santai.
Seperti tanpa beban.
“Loe kenapa lan? Kayak habis ketimpa
duren gitu?” bisik Klara. Tatapannya tidak berkedip kearahku.
Hingga saat namanya di panggil, Klara beranjak dari tempatnya. Lalu
bergegas meraih kertas hasil ulangannya.
“yes! Gue dapat 95” Klara
kegirangan.
Klara kembali menuju tempat duduknya.
Saat akan mendaratkan tubuhnya, Klara menyambar kertas hasil
ulanganku. Klara terpaku dengan mulut sedikit menganga.
“Lan, Loe..” Klara tidak meneruskan
omongannya karena aku segera merampas kertas hasil ulanganku itu.
“Apaan sih, Ra? Main sambar aja”
“gue nggak yakin loe dapat nilai
segitu” ungkap Klara tidak percaya. Ku angkat sebelah alisku.
“Loe nggak belajar ya? Atau loe lagi
sakit? Atau kertas loe tertukar ? atau..” segera kututup mulutnya
dengan jariku. Pandangannya kin fokus pada jariku.
“nih jari resek ya? Sini..” kata
Klara sambil menggigit jariku.
“akh, sakit tau” kataku
mengelus-elus jariku. Klara tersenyum penuh kemenangan. Sementara aku
membalas dengan cibiran.
Bel tanda istirahat berbunyi. Ku
rebahkan kepalaku diatas meja.
“Lan, Kekantin yuk? Gue laper nih?”
ajak Klara memegangi perutnya. Aku mengangkat kepalaku. Kupandangi
Klara yang tampaknya benar-benar laper. Tapi juga seperti orang yang
kebelet pipis.
“loe laper atau kebelet pipis sih?”
tanyaku sinis.
“laper tau” jawab Klara lengkap
dengan gaya lebaynya dan mulut yang di monyong-monyongkan.
“oke deh. Ayo!” kataku sambil
beranjak dari tempatku. Dengan sigap Klara menarik tanganku lalu
berlari. Aku mengikuti dari belakang.
Setiba di depan perpustakaan, Klara
menabrak Karin yang baru keluar dari perpustakaan. Dengan sigap ku
tangkap tangan Karin dan tanpa disengaja Karin ku peluk dan mataku
dan Karin saling bertatapan. Sedangkan Klara jatuh tersungkur.
Bersambung...
Next To My Bestfriend Is My Love ~ Part 4
Next To My Bestfriend Is My Love ~ Part 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar